I.
PENDAHULUAN
Mempelajari sejarah peradaban Islam
kurang lengkap jika tidak disertakan mempelajari sejarah kehidupan manusia di
Jazirah Arab (semenanjung Arab) sebelum datangnya Islam.
Karena Islam pertama muncul di Arab dan kitabnya berbahasa Arab (suku Quraisy).
Kendati sangat minim didapatkan informasi tentang sejarah kehidupan manusia di
daerah tersebut dalam kurun waktu antara 400-571 an Masehi. Dengan kata lain,
penulis bisa katakan dalam sejarah peradaban dunia, sejarah di jazirah arab
khususnya sebelum datangnya Islam ‘dianggap’ tidak ada, atau lebih tepatnya
dihilangkan dari peta sejarah peradaban dunia.
Sebagian penulis sejarah Islam
biasanya membahas Arab Pra-Islam sebelum menulis sejarah Islam pada masa
Muhammad (570-632 M) dan sesudahnya. Mereka menggambarkan runtutan sejarah yang
saling terkait satu sama lain yang dapat memberikan informasi lebih
komprehensif tentang Arab dan Islam tentang geografi, sosial, budaya, agama,
ekonomi, dan politik Arab pra-Islam dan relasi serta pengaruhnya terhadap watak
orang Arab dan doktrin Islam. Kajian semacam ini memerlukan waktu dan referensi
yang tidak sedikit, bahkan hasilnya bisa menjadi sebuah buku tersendiri yang
berjilid-jilid seperti al-Mufaṣṣal fī Tārīkh al-‘Arab qabla al-Islām karya Jawād
‘Alī. Oleh karena itu, kita hanya akan mencukupkan diri pada pembahasan
data-data sejarah yang lebih familiar dan gampang diakses mengenai hal itu.
Walaupun
sama-sama penting untuk dipelajari namun Kebudayaan Islam dengan kebudayaan
arab sangat berbeda. Budaya Arab tidak mesti budaya islam dan budaya islam
tidak mesti budaya arab. Umat Kristen di timur tengah juga memakai bahasa dan
budaya arab, dan mereka tidaklah beragama islam. Oleh karena itu sungguh penting untuk mempelajari
sejarah peradaban pra islam sebelum mempelajari peradaban islam.
Agar
pembahasan pada makalah ini fokus dan sistematis maka penulis akan merumuskan
masalah. Rumusan Masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
A. Kondisi Arab Pra Islam
B. Bagaimana Islam Hadir di
Mekah
C. Tokoh-tokoh,
peristiwa-peristiwa penting, lokasi, waktu
D. Persepsi terhadap
perkembangan islam
E. Kesimpulan
II.
PEMBAHASAN
A. Kondisi Bangsa Arab Pra Islam
·
Kondisi
Geografis
Jazirah Arab dikelilingi oleh
tiga lautan, yaitu laut merah di barat, samudera Hindia di Selatan, dan Teluk
Persia di timur. Letak geopolitik ini sangat menguntungkan bagi kondisi sosial,
ekonomi, dan politik bangsa Arab.Keadaan tanahnya sebagian besar
terdiri dari Padang Pasir tandus, bukit dan batu, terutama bagian
tengah. Sedang bagian selatan atau bagian pesisir pada umumnya tanahnya cukup subur.
Untuk
wilayah bagian Tengah terbagi pada:
a)
Sahara
Langit atau disebut pula Sahara Nufud memanjang 140 mil dari utara ke selatan dan 180 mil dari timur
ke barat. Oase dan mata
air sangat jarang, tiupan angin sering kali menimbulkan kabut debu yang
mengakibatkan daerah ini sukar ditempuh.
b)
Sahara Selatan disebut
al-Ru'ul Khali yang membentang dan
menyambung sahara Langit kearah timur sampai
selatan persia. Hampir seluruhnya merupakan daratan Keras, tandus, dan pasir bergelombang.
c)
Sahara Harrat, suatu daerah
yang terdiri dari tanah liat yang berbatu hitam
bagaikan Terbakar.
·
Kondisi alam/tanah adalah:
a)
Kering dan tandus, kalaupun ada air
hanyalah Oase atau Mata Air ini.
b)
Menyebabkan
penduduknya suka berpindah-pindah (Nomaden)
dari satu wilayah ke wilayah lain, oleh para ahli mereka disebut suku Badui.
Sementara wilayah bagian Pesisir, yaitu terdiri wilayah pesisir Laut Merah, Samudera
Hindia dan Teluk Persi,
sehingga kondisi tanahnya:
a)
Sangat
subur, di tempat ini banyak dilakukan usaha pertanian;
b)
Di samping
itu juga dilakukan usaha perdagangan;
c)
Penduduknya menetap dan sangat
padat.
·
Dari segi pekerjaan mereka
umumnya bekerja menggembalakan kambing dan binatang ternak
lainnya.
·
Kondisi
Sosial
Keadaan bangsa Arab yang hidup di daerah padang pasir
yang tandus, sedikit banyaknya turut membuat corak kehidupan mereka berjalan agak keras, penuh persaingan, perebutan kekuasaan antara satu kabilah dengan kabilah
lainnya. Siapa
yang kuat,
gagah perkasa itulah yang memimpin.
Dalam hidup bermasyarakat, bangsa Arab sangat dilungkupi kehidupan keduniawian. Mereka sangat menggemari hal-hal berikut
ini:
a)
Syair; dengan syair, orang bisa
dipuji/mulia dan dihina. Dari syair ini akan tergambar kehidupan sosial bangsa Arab
b)
Minum khamar, kendati di antara
mereka ada pula yang mengharamkan hal ini;
c)
Ada pula adat (tradisi) pada saat itu kebiasaan “mengawini isteri bapa”yang telah meninggal dunia;
d) Menganggap hina kaum perempuan;
e)
Menguburkan anak perempuan, namun hal ini menurut Sallabi, ini hanya
dilakukan oleh Bani Asad dan Tamim;
Sementara
mereka yang pandai membaca saat itu hanyalah sebanyak 17 orang. Perbudakan suatu hal yang biasa terjadi pada masa Arab
pra-Islam. Mereka ini memelihara dan mempertahankan perbudakan.
Negara
Hijaz tidak pernah dijajah, diduduki, atau dipengaruhi oleh bangsa asing. Hal
ini disebabkan karean kondisi geografis dan kemiskinan negerinya sehingga tidak
menimbulkan hasrat bangs asing untuk menjajahnya. Dan disebabkan karena Hijaz
sejak zaman Ibrahim telah menjadi Ka’bah bagi bangsa Arab. Mereka bekarja
bersama-sama memelihar, menjaga kemananan, dan menjauhkan penjajah dari
negerinya.
·
Kebudayaan
Akibat peperangan secara terus
menerus kebudayaan arab tidak berkembang. Karena itu, artefak sejarah arab pra
islam sangat langka didapatkan di dunia Ara dan yang dalam bentuk bahasa arab.
Sejarah mereka hanya dapat diketahui dari masa kira-kira 150 tahun menjelang
lahirnya islam.
Dalam kehidupan seni dan budaya
orang-orang arab sebelum islam sangat maju. Bahasa mereka sangat indah dan
kaya. Syair-syair berjumlah banyak. Di kalangan mereka seorang penyair dan ahli
berpidato (khitabah) sangat dihormati. Tiap tahun di “Pasar Ukaz” diadakan
deklamasi sajak yang sangat luas. Hal lain yang sangat dipentingkan oleh orang
arab Jahiliyah adalah catatan keturunan (nasab), nasab digunakan untuk
bermegah-megahan dan ajang pamer dengan lawannya.
Orang-orang Arab sebelum Islam
tidaklah bodoh melainkan cerdas. Kata
jahiliyah yang melekat pada Arab
Jahiliyah berasal dari kata jahl tetapi
yang dimaksud disini bukan jahl lawan dari ‘ilm yaitu
tidak berilmu, melainkan lawan dari hilm yaitu
Safah, Ghadad, anfah (sedai, berang, tolol). Jadi
pengertian Arab Jahiliyah yang sebenarnya adalah orang-orang Arab sebelum Islam
yang membangkang kepada kebenaran, terus melawan kebenaran, sekalipun telah
diketahui olehnya kebenaran itu.
·
Kondisi
Ekonomi
Kondisi Jazirah arab yang
bergurun sangat cocok digunakan untuk berdagang sebagai penunjang kemapanan
ekonomi. Orang-orang quraisy berdagang sepanjang tahun. Di musim dingin mereka
mengirim khalifah dagang ke Yaman, sementara di musim panas kalifah dagang
menuju ke Syam. Perdagangan yang paling ramai di Makkah adalah pada bulan
Zulqaidah, Zulhijjah, dan Muharram yang mana itu merukan musim “Pasar Ukaz.” Begitu
pula di bulan Rajab, karena di bulan Rajab banyak dikerjakan Umrah. Bulan-bulan
tersebut tadi mereka namai dengan “Asyhuru’I Hurum” atau bulan-bulan yang
terlarang. Termasuk di dalamnya adalah larangan melakukan peperangan di bulan
tersebut.
Faktor yang menjadikan Makkah
memiliki peranan dalam perdagangan adalah ketika negeri Yaman di Selatan
berpindah ke Makkah karena negerinya dijajah oleh bangsa Habsyi dan Persia
sehingga perniagaan laut dikuasai oleh penjajah. Perpindahan bangsa Yaman Ke
Makkah sangat menguntungkan penduduk Makkah, karena bangsa Yaman sangat piawai
dan berpengalaman luas dalam bidang perdagangan. Bangsa Arab yang yang nomaden umumnya bekerja sebagai penggembala. Mereka ini
juga kadangkala menjadi pengawal
para kafilah dagang yang umumnya dari penduduk perkotaan. Sementara Arab bagian selatan, pesisir atau perkotaan umumnya mereka lebih banyak bergerak di bidang perdagangan (niaga). Perdagangan ini mereka lakukan sampai ke negeri India, Indonesia dan
Cina.
·
Kondisi Politik
Secara global-teritorial, Arab merupakan negeri yang
terletak di semenanjung Arab yang dikelilingi tiga lautan, yaitu Laut Merah di
Barat, Samudera Hindia di Selatan, dan Teluk Persia di sebelah Timur. Letak
geopolitik ini berdampak signifikan pada kondisi sosial bangsa Arab. Negeri
Yaman misalnya, diperintah oleh bermacam-macam suku dan pemerintahan yang
terbesar adalah masa pemerintahan Tababi’ah dari kabilah Himyar. Di bagian
Timur Jazirah Arab, dari kawasan Hirah hingga Iraq, yang ada hanya
daerah-daerah kecil yang tunduk kepada kekuasaan Persia hingga datangnya Islam.
Raja-raja Munadzirah sama sekali tidak berdiri sendiri dan tidak merdeka,
tetapi tunduk secara politis di bawah kekuasaan raja-raja Persia. Bagian Utara
Jazirah Arab sama dengan bagian Timur, karena di daerah itu juga tidak ada
pemerintahan bangsa Arab yang murni dan merdeka. Semua raja di sini tunduk di
bawah kekuasaan Romawi. Raja-raja Ghasasanah semuanya serupa dengan raja-raja
Munadzirah. Sementara itu, di Tengah Jazirah Arab, di mana terdapat tanah
suci Mekkah dan sekitarnya, kaum Adnaniyyin menjadi penguasa yang independen,
tidak dikuasai oleh Romawi, Persia, maupun Habasyah. Allah telah menjaga
kehormatan tanah dan penduduk disana. Bahkan sejak masa imperialisme Barat yang
menjajah dunia Islam, tak ada yang bisa menguasai negeri suci ini karena Allah
telah menjaga kesuciannya.[30]
Bangsa arab zaman Jahiliyah
tidak mempunyai bentuk pemerintahan terkenal yang besar. Mereka hanya memiliki
kabilah-kabilah yang mana tugas pemimpin hanya mengurus hal-hal dalam keadaan
perang dan damai. Perang sering terjadi antara kabilah dan suku, ganti
berganti, terjadinya selama bulan haram, dalam masa mana berlangsung “pasar Ukaz”.
Peperangan terjadi biasanya disebabkan oleh hal yang sepele dan remeh.
Ditambah lagi dengan kenyataan luasnya daerah
di tengah Jazirah Arab, bengisnya alam, sulitnya transportasi, dan
merajalelanya badui yang merupakan faktor-faktor penghalang bagi terbentuknya
sebuah negara kesatuan dan menggagalkan tatanan politik yang benar. Mereka
tidak mungkin menetap. Mereka hanya bisa loyal ke kabilahnya. Oleh karena itu,
mereka tidak akan tunduk ke sebuah kekuatan politik di luar kabilahnya yang
menjadikan mereka tidak mengenal konsep negara. Kondisi semacam ini sangat
mempengaruhi corak perekonomian orang Arab pra-Islam yang sangat bergantung
pada perdagangan daripada peternakan apalagi pertanian. Mereka dikenal sebagai
pengembara dan pedagang tangguh. Mereka juga sudah mengetahui jalan-jalan yang
bisa dilalui untuk bepergian jauh ke negeri-negeri tetangga.
·
Kondisi
Agama
Sementara dalam bidang agama (kepercayaan) pada umumnya mereka adalah kaum penyembah berhalaatau paganisme. Menurut catatan sejarah, di dinding Ka’bah terdapat 360buah patung. Bangsa Arab
senang memuliakan
batu-batu yang ada di sekeliling Ka’bah/Mekkah kemana mereka pergi selalu membawa
batu tersebut, untuk
kemudian thawaf mengelilingi batu yang dibawanya
itu, sehingga di mana-mana dibentuk patung. Patung-patung dan berhala itu
mereka kumpulkan di sekitar Ka’bah untuk disembah. Pada
awalnya mereka menyembah berhala
adalah hanya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan (Allah), atau dengan kata lain berhala sebagai perantar untuk
menyembang Tuhan.
Agama kedua yang
dianut oleh bangsa arab adalah agama monoteisme, agama hanif yang dibawa oleh
Nabi Ibrahim. Pengikut agama ini sangat sedikit, bahkan ketika islam sudah ada
merekat tidak segera mengimaninya. Selain itu ada agama Masehi (kristen) yang
dianut oleh Waraqah Ibn Naufal yang mengetahui banyak tentang injil. Namun
ketika datangnya islam, Usman Ibn Hawairis dan Abdullah Ibn Jashy ragu terhadap
kebenaran islam dan lebih memilih untuk kembali memantapkan dalam menganut
agama Masehi. Agama ketiga yang dipercayai oleh bangsa arab adalah agama Shabiah
yang menyembah binatang, matahari, bintang. Selain itu ada juga yang
menyembah binatang dan mempercayai malaikat sebagai anak perempuan Tuhan serta
menyembah jin.
B.
Bagaimana Islam Hadir di
Arab
METODE DAKWAH RASULULLAH
1.
Secara sembunyi-sembunyi
Selama tiga tahun lebih Rasulullah saw. menyampaikan dakwah Islam,
memperkenalkan agama Islam kepada masyarakat Mekah secara sembunyi-sembunyi.
Rasulullah mengajak mereka untuk tidak menyembah berhala. Meskipun banyak yang
menolak agama Islam, namun Rasulullah tetap gigih dalam berdakwah. Dakwah
secara diam-diam ini telah membawa beberapa orang memeluk agama Islam, antara
lain adalah :
a)
Khadijah, istri nabi sendiri
b)
Ali bin Abi Thalib, saudara sepupu Nabi Muhammad saw.
c)
Abu Bakar, sahabat karib Nabi Muhammad saw.
d)
Usman bin Affan, sahabat Abu Bakar
e)
Abdurrahman bin Rauf, sahabat Abu Bakar
Orang-orang
yang pertama kali masuk Islam disebut as-sabiqunal-awwalun.
2.
Secara terang-terangan
Rasulullah melakukan dakwah secara
terang-terangan setelah menerima wahyu dari Allah swt., agar menjalankan dakwah
secara terang-terangan.
Setelah mulai berdakwah secara terang-terangan, Nabi Muhammad saw. mendapat
tantangan dari kaum kafir Quraisy namun beliau tidak putus asa dan beliau terus
mengajak seluruh lapisan masyarakat agar masuk Islam.
C. Tokoh-tokoh,
peristiwa-peristiwa penting, lokasi, waktu
Tokoh-tokoh:
1. Nabi
Muhammad SAW
Kelahiran
Nabi Muhammad saw. didahului dengan serangan pasukan gajah. Oleh karena itu,
masyarakat Arab menyebut kelahiran Muhammad sebagai tahun gajah. Beliau lahir
pada malam menjelang dini hari Senin tanggal 12 Rabi’ul awal tahun gajah atau
bertepatan dengan 20 April 571 Masehi.
Nabi
Muhammad mempunyai ayah bernama Abdullah. Ayah Nabi meninggal ketika nabi masih
dalam kandungan ibunda berusia 7 bulan, dan akhirnya Nabi lahir sebagai seorang
yatim. Tidak lama setelah kelahiran Muhammad, Abdul Muttalib datang ke rumah
Aminah. Diangkatnya cucunya itu, diciumnya, didekapnya lalu ia thawaf
mengelilingi Ka’bah. Seminggu kemudian, kakek beliau bernama Abdul Muttalib itu
mengadakan selamatan. Semua orang Quraisy datang dan ikut bergembira. Pada saat
itulah Abdul Muttalib memberikan nama Muhammad pada cucunya itu. Muhammad
berarti orang yang terpuji. Abdul Muttalib berharap cucunya menjadi orang yang
terpuji di seluruh dunia.
Selama
lebih kurang 12 tahun, Rasulullah saw. berdakwah di Mekah. Materi yang
disampaikan dalam dakwah beliau selama di Mekah, langsung terfokus kepada
substansinya, yaitu mengenai Tauhidullah (mengesakan Allah swt.). Masyarakat
Mekah pada waktu itu sedang dilanda berbagai krisis, dan yang paling meninjol
adalah krisis ketuhanan. Mereka meninggalkan agama Tauhid yang telah diajarkan
oleh nenek moyang mereka terdahulu, yakni Nabi Ibrahim as. dan anak-anak
keturunannya. Penduduk Mekah yang suka menyembah berhala, patung-patung dari
tanah liat, batu-batu besar dan benda-benda tertentu yang dianggapnya dapat
menyampaikan hajatnya kepada Allah swt. Berhala yang paling banyak disembah dan
dianggap dapat mewakili Tuhan adalah Latta, Uzza, Hubal dan Manat.
2. Abu Bakar
Abu Bakar dilahirkan di Mekkah dua
setengah tahun setelah tahun Gajah, atau lima puluh setengah tahun sebelum
dimulainya Hijrah. Di masa pra Islam dikenal sebagai Abul Kaab. Ketika masuk
Islam, Nabi memberinya nama Abdullah dengan gelar Ash-Shiddiq (orang
terpercaya). Ia termasuk suku Quraisy dari Bani Taim, dan silsilah keturunannya
sama dengan Nabi Muhammad SAW dari garis ke 7. Dialah salah seorang pemimpin
yang sangat dihormati sebelum dan sesudah memeluk Islam. Nenek moyangnya
pedagang. Abu Bakar sesekali mengadakan perjalanan dagang ke Syria atau Yaman.
Ia sering datang mengunjungi Nabi. Ketika turun wahyu pertama pada Nabi, Abu
Bakar sedang berada di Yaman. Ketika kembali ke Mekkah ia mendengar kabar bahwa
para pemimpin Quraisy seperti Abu Jahal mengejek pernyataan pengangkatan
Muhammad menjadi Rasul Allah. Mendengar kabar itu, ia sangat marah. Lalu Abu
Bakar bergegas datang ke rumah Nabi dan langsung mengikrarkan dirinya memeluk
Islam.
Sudah diakui secara luas, bahwa
pemeluk agama Islam pertama diantara orang dewasa adalah Abu Bakar, diantara
kaum muda tercatat nama Ali bin Abu Thalib, sedang diantara kaum wanita adalah
Khadijah binti Khuwailid, istri pertama Rasulullah. Abu Bakar, adalah seorang
saudagar yang kaya raya. Untuk mendukung kemajuan agama Islam saat itu, ia
telah menyerahkan seluruh harta kekayaannya. Disamping itu, ia juga telah
membeli dan membebaskan sejumlah budak belian. Ia termasuk sahabat yang
mengalami segala macam penderitaan, intimidasi dan siksaan demi pengabdiannya
pada kepercayaan barunya, Islam. Pada suatu ketika ia pernah dipukuli hingga
pinsan. Keberanian dan kebulatan tekad yang ditunjukkan Nabi dan para sahabat
yang setia dalam menghadapi kaum musyrik akan selalu menjadi sumber inspirasi
bagi mereka yang berjuang demi kebenaran.
Abu Bakar meninggal dalam usia 63
tahun, dan ke-Khalifahannya berlangsung hanya selama dua tahun tiga bulan
sebelas hari, jenazahnya dimakamkan di samping makam Nabi. Pada waktu Nabi
wafat, Abu Bakar dipilih menjadi khalifah Islam yang pertama. Setelah terpilih,
banyak orang berebut menawarkan bai’at, khalifah lalu menyampaikan pidatonya
yang mengesankan di hadapan para pemilih.
3. Umar ibn
Khathab
Di
zaman Umar, gelombang ekspansi terjadi dengan cepat. Wilayah kekuasaan Islam
sudah meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syiria, sebagian besar
wilayahPersiadan Mesir. Untuk itu Umar segera mengatur administrasi Negara
dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama diPersia. Umar
memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/634-644 M). Masa jabatannya berakhir
dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang budak dariPersiabernama Abu Lu’lu’ah.
Kemudian Umar digantikan oleh Usman ibn Affan.
4. Usman ibn
Affan
Di
masa pemerintahan Usman (644-655 M), Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan
bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristan berhasil direbut.
Ekspansi Islam pertama berhenti sampai di sini.
Pemerintahan
Usman berlangsung selama 12 tahun. Pada paroh terakhir masa kekhalifahannya
muncul perasaan tidak puas dan kecwa dikalangan umat Islam terhadapnya. Salah
satu factor yang menyebabkan banyak rakyat kecewa terhadap kepemimpinan Usman
adalah kebijaksaannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Adapun
jasa-jasa Usman dimasa pemerintahannya adalah membangun bendungan untuk menjaga
arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Dia juga
membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, mesjid-mesjid, dan memperluas mesjid
Nabi di Madinah.
5. Ali ibn
Abi Thalib
Setelah
Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali ibn Abi Thalib sebagai
khalifah. Ali memerintah selama enam tahun dan selama pemerintahannya, ia
menghadapi berbagai pergolakan dan pemberontakan. Diantara pemberontakan yang
terjadi pada pemerintahan Ali adalah:
a) Pemberontakan Thalhah, Zubair, dan
Aisyah. Dalam pemberontakan ini berakhir dengan peperangan yang disebut “Perang
Jamal (Unta)” karena dalam pertempuran itu menunggang unta.
b) Pemberontakan Mu’awiyah di Syiffin.
Dan dikenal dengan Perang Shiffin.
Kedudukan Ali sebagai khalifah
kemudian dijabat oleh anaknya Hasan selama beberapa bulan. Namun, karena Hasan
ternyata lemah, sementara Mu’awiyah semakin kuat, maka Hasan membuat perjanjian
damai. Perjanjian ini dapat mempersatukan umat Islam kembali dalam satu
kepemimpinan politik, di bawah Mu’awiyah ibn Abi Sufyan. Tahun persatuan itu dikenal
dalam sejarah sebagai tahun Jama’ah (‘am jama’ah. Dengan
demikian berakhirlah masa Khulafa’ur Rasyidin dan dimulailah kekuasaan Bani
Umayyah dalam sejarah politik Islam.
Peristiwa-peristiwa, lokasi, waktu:
1. Dakwah
Secara Sembunyi-Sembunyi
Sejarah islam pertama turun di
Makkah dengan turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Wahyu yang
turun pada bulah ramadhan tahun 610 M
itu adalah surah Al-‘Alaq ayat 1-5. Ketika turun ayat ini, Nabi Muhammad SAW
belum di perintahkan untuk menyampaikan risalah illahi kepada umat manusia.
Namun wahyu ini menandakan muhammad baru di angkat menjadi nabi. Beberapa saat
kemudian, tepatnya setelah turun wahnyu allah untuk memantapkan hati Nabi
Muhammad SAW. (QS. Al- Qalam/68:1-7 dan Al-Muzzammil/73:1-7), jibril datang
menyampaikan vwahyu sebagai perintah kepada Nabi Muhammad SAW, untuk
menyampaikan risalah illahi kepada manusia. Wahyu itu adalah surah Al-Muddassir
ayat 1-7
Turunnya wahyu tersebut
sebagai pengangkatan rosulullah saw, manjadi seorang rasul. Artinya,
beliau mendapatkan perintah untuk mendakwahkan islam kepada seluruh umat
manusia. Tugas ini merupakan perkara yang besar dan berat. Beliau harus
berhadapan dengan berbagai tantangan dan masalah, antara lain perombakan
sistem kebudayaan, sosial, kepercayaan penduduk mekah, dan meluruskan sistem
sosial yang tidak adil.
2. Dakwah
Secara Terbuka
Penduduk mekah banyak yang sudah
mengetahui dan membicarakan agama baru yang beliau bawa. Mereka menganggap
agama itu sangat bertentangan dengan agama nenek moyang kita, pada saat itu
turun wahyu surah Al-Hijr/15:94 yang memerintahkan kepada beliau untuk
melakukan dakwah secara terbuka dan terang-terangan kepada seluruh masyarakat.
Dengan turunnya ayat tersebut, Nabi
Muhammad SAW mulai melakukan dakwah dengan terang-terangan. Dakwah ini membuat
seorang tokoh Bani Giffar yang tinggal di Barat Laut Merah menyatakan diri
masuk islam. Ia adalah Abu Zar al-Giffari. Atas perintah Nabi Muhammad SAW, Abu
Zar al-Giffari kemudian pulang untuk berdakwah dikampungnya. Sejak itulah
banyak yang masuk islam melalui Abu Zar. Melalui cara itu pula, Bani Daus juga
masuk islam. Orang pertama dari Bani Daus yang masuk islam adalah Tufail bin
Amr ad-Dausi, seorang penyair terpandang di Kabilahnya. Dengan demikian islam
sudah mulai tersebar diluar mekah.
Keberhasilan Nabi Muhammad SAW
dalam berdakwah mendorong kaum kafir Quraisy melancarkan tindakan kekerasan
terhadap beliau dan pengikutnya. Di tengah meningkatnya kekejamnya pemimpin
kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya. Hamzah bin Abdul
Mutalib dan Umar bin Khattab, dua orang kuat Quraisy masuk islam, hal ini
membuat orang kuraisy mengalami kesulit untuk menghentikan dakwah beliau.
Suatu ketika nabi muhammaad saw,
melakukan dakwah secara terbuka. Beliau naik ke bukit safa dan memanggil semua
suku yang ada di sekitar mekah untuk mengetahui apa yang akan disampaikan oleh
nabi muhammad, semua suku mengirimkan utusannya, bahkan Abu Lahab, paman
beliaupun hadir.
3. Pemboikotan
Dan Rencana Pembunuhan
Tekanan-tekanan yang dilakukan kafir
Quraisy kepada umat islam, ternyata tidak membuat islam dijauhi. Sebaliknya
umat islam makin bertambah. Hal itu membuat Abu Jahal menekan kepada pimpinan
Quraisy untuk memboikot Bani Hasyim. Tindakan pemboikotan itu sangat
menyengsarakan Bani Hasyim dan Bani Mutalib, Bani Mutalib juga ikut terboikot
karena solidaritas mereka tertuju kepada Bani Hasyim.
4. Hijrah
Ke Habsyi
Beberapa hari setelah pemboikotan
berakhir, Abu Thalib meninggal dan kepemimpinan Bani Hasyim beralih kepada Abu
Lahab. Tekanan terhadap Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya makin bertambah
kejam. Hal ini membuat Nabi Muhammad SAW merasa kasihan terhadap para
pengikutnya, beliau memerintahkan mereka hijrah ke Habsyi pada tahun 615 M atau
tahun ke-5 dari kenabian. Rombongan pertama yang hijrah berjumlah 15 orang, yng
terdiri dari 11 laki-laki dan 4 wanita. Kemudian disusul rombongan kedua yang
berjumlah hampir 100 orang. Diantara sahabat yang ikut hijrah yaitu Usman bin
Affan dan istrinya (Ruqoyyah), Zubair bin Awwam, Abdur Rahman bin Auf, dan
Ja’far bin Abi Talib.
5. Misi
Ke Ta’if
Banyak perlakuan kasar kaum kafir
Quraisyi kepada Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya, semua itu tidak menjadikan
beliau mundur untuk berdakwah. Beliau mencoba berdakwah ke Ta’if, sebuah Kota
di Hijaz yang terletak disebelah tenggara Mekah. Namun disana beliau
mendapatkan kelompok masyarakat yang lebih kejam dan bengis dalam menerima
dakwahnya. Penduduk Kota Ta’if menghina dan melempari beliau hingga terluka.
Mendapat perlakuan kejam dari
penduduk Ta’if, Nabi Muhammad SAW terpaksa menyelamatkan diri dan berlindung di
balik pagar kebun Utbah dan Syaibah, dua anak bersaudara.
Demikian kejam perlakuan penduduk
Ta’if dari Kabilah Saqif kepada Nabi Muhammad SAW. Meskipun demikian, kekejaman
itu tidak membuat beliau putus asa dalam menyampaikan dakwah. Beliau terus
berdakwah kepada Kabilah-Kabilah Arab yang lain, seperti Kabilah Kandah, Bani
Kalb, Bani Hanifah, dan Bani Amr. Akan tetapi, semua Kabilah itu juga menolak
dengan kasar.
6. Respons
Masyarakat Yasrib
Ketika musim haji tiba, Nabi
Muhammad SAW menggunakannya untuk menyampaikan dakwah kepada jama’ah haji yang
datang dari seluruh penjuru Arab. Di antara mereka terdapat orang-orang Yasrib
dan Suku Aus dan Khazraj. Kedua suku ini sering mendengar berita dari orangg-orang
yahudi bahwa nabi akhir zaman akan segera datang.
Pada saat Suku Aus berhaji pada
tahun ke-10 dari kenabian, bertepatan dengan tahun 620 M. Nabi muhammad
menyampaikan dakwah kepada jamaah haji yang hadir di sekitar Ka’bah. Beliau
mengajak mereka untuk beriman kepada allah yang maha ESA dan berbuat baik.
Mendengar ajakan tersebut, suku Aus dan Khazraj memperhatikan secara seksama.
Dakwah tersebut sesuai dengan pemahaman mereka yang diperoleh dari orang-orang
yahudi. Mereka yakin bahwa ini adalah nabi yang di tunggu.
7. Perjanjian
Aqobah I
Ada enam pokok persoalan penting
yang menjadi sumpah setia dalam Baiat Aqabah I, diantaranya:
a) Mereka
tidak akan menyekutukan allah dengan sekutu apapun
b) Mereka
tidak akan mencuri
c) Mereka
tidak akan berzina
d) Mereka
tidak akan membunuh anak-anaknya
e) Mereka
tidak akan berbuat fitnah, dusta, dan curang
f) Mereka
tidak akan mendurhakai nabi muahmmad saw
8. Perjanjian
Aqobah II
1. Kami
bersumpah untuk taat kepada Rasulullah dalam susah dan senang
2. Kami
bersumpah akan mengatakan kebenaran dimanapun kami berada
3. Kami
bersumpah tidak gentar menghadapi fitnah dari siapapun juga